Laman

S A N I T A S I

S A N I T A S I

SANITASI DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News, 2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai.

Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.

Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat tinggal. Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko.
1.    PENGERTIAN SANITASI

Sanitasi adalah bagian dari system pembuangan air limbah, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari sisa-sisa proses industry, pertanian, peternakan dan rumah sakit (sector kesehatan).

Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya tang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran yang lancar.

2.    AIR LIMBAH

Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah.

Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang berhubungan dengan limbah cair menurut PP 82 tahun 2001 yaitu :
1.    Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan fosil.
2.    Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, seperti, mata air, sungai, rawa, danau, waduk, dan muara.
3.    Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin kualitas tetap dalam kondisi alamiahnya.
4.    Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
5.    Pencemaran air adalah masuknya  makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
6.    Limbah cair adalah sisa dari sutu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair.
7.    Baku mutu limbah cair adalah, ukuran batas atau kadar unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
3.    ALAT PEMBUANGAN AIR KOTOR
Alat pembuangan air kotor dapat berupa :
-    Kamar mandi, washtafel, keran cuci
-    WC
-    Dapur
Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama sama dengan air dari WC maupun dari dapur. Sehingga harus dibuatkan seluran masing-masing.
Diameter pipa pembuangan dari kamar mandi adalah 3” (7,5 cm), pipa pembuangan dari WC adalah 4”(10 cm), dan dari dapur boleh dipakai diameter 2”(5cm). pipa pembuangan dapat diletakkan pada suatu “shaft”, yaitu lobang menerus yang disediakan untuk tempat pipa air bersih dan pipa air kotor pada bangunan bertingkat untuk memudahkan pengontrolan. Atau dapat dipasang pada kolom-kolom beton dari atas sampai bawah.  Setelah sampai bawah, semua pipa air kotor harus merupakan saluran tertutup di dalam tanah agar tidak menimbulkan wabah penyakit dan bau tak sedap.
Dibawah lantai, semua pipa sanitasi diberi lobang control, yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila terjadi kemacetan.

4.    JENIS-JENIS UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH

a.    SEPTICTANK

Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :

1.    jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
2.    untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3.    septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
4.    waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
5.    besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
6.    pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari pipa air keluar.
7.     septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.

Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu diperhatikan hal berikut :
1.    Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2 %, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
2.    Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus  tanpa belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3.    Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.5x1.5x2)m. bak endapan dan sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4.    Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.

SEPTICTANK


PROSES AIR LIMBAH DARI WC SAMPAI KEMBALI KE DALAM TANAH
Limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.





















b.    SUMUR RESAPAN

Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
1.    Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2.    Tidak memerlukan biaya yang besar.
3.    Bentuk konstruksi SRA sederhana

Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1.    Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
2.    Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3.    mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.



KAYU

KAYU

Kayu adalah bagian keras Tanaman yang digolongkan kepada Pohon dan Semak belukar. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Secara kimia, kayu tersusun atas beberapa bagian utama yaitu Selulosa dan Lignin. Dalam ilmu kayu dikenal beberapa sifat yaitu: sifat kimia, sifat fisika dan sifat mekanika.

Pengawetan Kayu

Beberapa jenis kayu tertentu harus diawetkan untuk mencegah serangan serangga/organisme maupun jamur perusak kayu. Yang dimaksudkan dengan pengawetan yaitu memasukkan bahan kimia ke dalam (pori-pori) kayu sehingga menembus permukaan kayu setebal beberapa mm ke dalam daging kayu. Pengawetan bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama terutama kayu yang dipakai untuk bahan bangunan ataupun untuk perabot di luar ruangan.

Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet.
1. Kelas awet I (sangat awet), misal: kayu Jati, Sonokeling
2. Kelas awet II (awet), misal: kayu Merbau, Mahoni
3. Kelas awet III (kurang awet), misal: kayu Karet, Pinus
4. Kelas awet IV (tidak awet), misal: kayu Albasia
5. Kelas awet V (sangat tidak awet)

Dengan tingkat keawetan tersebut di atas, hanya Kelas awet III, IV dan V yang perlu diawetkan. Pada keperluan tertentu, bagian kayu gubal dari kayu kelas awet I & II juga perlu diawetkan. Kayu-kayu yang telah diawetkan akan tahan terhadap serangan serangga perusak dan jamur kayu walaupun kayu diletakkan di luar ruangan. Bahan pengawet yang kandungan intinya berupa bubuk memiliki berbagai jenis. Bahan tersebut dicampurkan dengan air pada kadar campuran tertentu (lihat SNI-3233-1992) dan metode pengawetannya bermacam-macam. Borax menjadi salah satu bahan yang digunakan untuk mengawetkan kayu dari metode vakum, pencelupan dingin, pencelupan panas (rebus) hingga metode pemolesan.

Tindakan pencegahan

Namun demikian dalam hubungannya dengan lingkungan dan kesehatan pemakai, pengawetan kayu pada perabot sebaiknya memhatikan hal-hal berikut:

1.     Jangan lakukan pengawetan kayu apabila produk furniture yang akan anda produksi terdapat kontak langsung dengan makanan, misalnya: piring, rak makanan dll. Bahan kimia preservatives akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan konsumen.
2.     Jangan mengawetkan kayu yang akan digunakan untuk bagian top table.
3.     Gunakan bahan pengawet, apabila memungkinkan, hanya pada area yang mudah terlihat misalnya lantai kayu, decking dan panel dinding.
4.     Hindari penggunaan kayu yang diawetkan untuk kontruksi yang berpotensi kontak langsung dengan air minum dan air bersih, misalnya struktur jembatan.
5.     Buanglah sisa-sisa kayu yang diawetkan dengan cara dikubur atau sampah biasa. Jangan dibakar atau digunakan untuk pembakaran kompor, api penghangat ruangan karena asapnya yang mengandung bahan kimia bisa berubah menjadi asap.
6.     Hindari diri anda dari debu gergaji atau amplas terlalu banyak, gunakan masker yang memadai.
7.     Terutama bagi anda yang bekerja di area pengawetan kayu dan/atau yang kontak langsung dengan bahan kimia tersebut, cucui bersih tangan dan bagian tubuh anda hingga benar-benar bersih sebelum makan atau minum.
8.     Apabila baju yang anda kenakan terdapat kemungkinan terkena percikan bahan kimia atau debu dan cara kontaminasi lainnya, pisahkan pakaian tersebut dari yang lain pada saat pencucian.

Bahan Pengawet (untuk kayu)
Bahan pengawet kayu adalah suatu senyawa (bahan) kimia, baik berupa bahan tunggal maupun campuran dua atau lebih bahan, yang dapat menyebabkan kayu yang digunakan secara benar akan mempunyai ketahanan terhadap serangan cendawan, serangga, dan perusak-perusak kayu lainnya.
Kemanjuran (evektivitas) bahan pengawet tergantung pada toksisitas (daya racun = daya bunuh) terhadap organisme perusak kayu atau organisme yang berlindung di dalam kayu. Semakin tinggi kemampuan meracuni organisme perusak kayu, semakin manjur dan semakin efektif pula bahan pengawet itu digunakan untuk mengawetkan kayu.
Disamping bersifat racun bagi organisme perusak kayu, bahan pengawet yang layak digunakan dalam proses pengawetan kayu juga harus memenuhi persyaratan berikut:
1.     Bahan pengawet harus mudah meresap pada kayu menuju ke bagian yang cukup dalam.
2.     Bahan pengawet harus dapat digunakan secara mudah dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit atau membahayakan kesehatan.
3.     Bahan pengawet tidak mudah menguap dan tidak mudah terurai menjadi unsur-unsur yang tidak beracun, namun harus mampu berada secara permanen di dalam kayu.
4.     Harganya relatif murah serta mudah didapatkan di pasaran.
5.     Bahan pengawet tidak mengkorosikan (mengauskan) logam (sebagai contoh: paku) yang bersentuhan (digunakan bersama) dengan kayu yang diawetkan.
6.     Bahan pengawet tidak mengurangi sifat baik (misal: keindahan dan kekuatan) yang melekat pada kayu.
7.     Bahan pengawet sebaiknya tidak berwarna dan berbau.
8.     Bahan pengawet tidak mudah terbakar.
9.    Bahan pengawet tidak mengembangkan (memperbesar ukuran panjang, lebar, tebal) dimensi kayu.
Oleh karena adanya banyak persyaratan tersebut, bila akan memilih bahan pengawet untuk kayu, kita harus berhati-hati. Kita harus memperhatikan bahan pengawet itu dalam hal toksisitas, keamanan terhadap kesehatan, kebakaran ketahanannya di dalam kayu, harga, korositas, pengkayaan sifat kayu, dan warna.
Bahan pengawet yang memenuhi syarat pemakaian tersebut cukup mudah dijumpai di toko-toko bahan kimia. Bahan pengawet demikian tersedia dalam berbagai ragam. Dari segi jenis, sifat fisiko kimia, dan bentuknya, kita dapat membedakan bahan pengawet yang satu terhadap bahan pengawet yang lain. Ada bahan pengawet yang berupa cairan, padat, serbuk dan emulsi ini perlu dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
Begitu banyaknya bahan pengawet ini, sehingga ada beberapa pakar atau lembaga yang berusaha mengelompokkan bahan-bahan pengawet ini. Untuk mempermudah pemanfaatan bahan pengawet kayu ini, kita perlu mencari cara pengelompokan tertentu, yaitu pengelompokan yang didasarkan pada cara pemakaian bahan pengawet. Berdasarkan cara pemakaian ini, bahan pengawet kayu digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu bahan pengawet kayu berupa minyak, bahan pengawet kayu yang dilarutkan dalam minyak, bahan pengawet kayu yang dilarutkan dalam air.
Dalam penelitian ini kita menggunakan bahan pengawet tradisional yang dilarutkan dalam air. Bahan pengawet yang dilarutkan dalam air mempunyai banyak kelebihan. Pertama karena bahan pelarutnya berupa air, larutan bahan pengawet ini relatif lebih murah dibanding dengan bahan pengawet lain. Kedua, bahan pengawet ini bebas dari bahaya kebakaran dan peledakan selama proses pengawetan. Ketiga, bahan pengawet ini mudah meresap ke dalam kayu. Keempat, bahan pengawet ini mudah diperoleh.
Meskipun demikian, bahan pengawet larut air ini juga mengandung kelemahan. Pertama, karena sifat higrorkopis dari kayu, kayu yang diawetkan akan memuai ukuran dimensinya. Kedua, air sebagai bahan pelarut akan membasahi kayu sehingga untuk penggunaan tertentu kayu harus dikeringkan lagi. Proses pengeringan ini akan menyusutkan kembali ukuran kayu. Ketiga, bahan pengawet ini tidak memberi perlindungan kayu terhadap pelapukan dan keausan mekanis. Keempat, bahan pengawet ini lebih mudah luntur, terurai dan semakin lama berkurang kadarnya pada kayu yang diawetkan apabila kayu ini digunakan dalam kondisi yang berhubungan dengan air atau tanah yang basah.
Bahan pengawet ini lebih sesuai digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di tempat kering, misal kayu bangunan, terutama yang menekankan aspek kebersihan dan tidak berbau.
CARA PENGAWETAN KAYU
1.    Cara rendaman: kayu direndam di dalam bak larutan baha pengawet yang telah ditentukan konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa jam atau beberapa hari. Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam. Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat larutan bahan pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat.
2.    Cara pencelupan: kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih dahulu.
3.    Cara pemulasan dan penyemprotan : cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana. Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksut tertentu, yaitu : a. Pengawetan sementara (prophylactic treatment) di daerah ekploatasi atau kayu-kayu gergajian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu basah. b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan belum merusak kayu (represif). c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).
4.    Cara pembalutan : cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.
5.    Proses vakum dan tekanan (cara modern) :
Proses ini ada 2 macam menurut kerjanya :
1.    Proses sel penuh antara lain :
•    Proses Bethel
•    Proses Burnett
2. Proses sel kosong antara lain :
•    Proses Rueping
•    Proses Lowry

            Keduanya berbeda pada pelaksanaan permulaan. Proses Rueping langsung memasukkan bahan pengawet dengan tekanan sampai ± 4 atmosfer, kemudian dinaikkan sampai sekitar 7-8 atmosfer. Sedangkan pada proses lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi tekanan langsung sampai 7 atmosfer. Beberapa jam kemudian tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan dan dilakukan vakum selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari larutan bahan pengawet.

TEKNOLOGI

Rekayasa Pemadatan Kayu
Deskripsi Teknologi
Invensi ini berupa suatu teknik rekayasa pemadatan kayu yang berlaku untuk seluruh jenis kayu atau bahan berlignosellulosa yang berkerapatan atau berat jenis rendah. Dengan metode ini diperoleh kayu untuk kontruksi bangunan yang handal sehingga dapat mencapai kekuatan maksimal (Kelas Kuat I) yang dapat dipergunakan sebagai subsitusi kayu konstruksi yang mulai langka didapatkan. Aplikasi kayu ini bisa berupa bahan lantai, interior, handtools, moulding dan furniture, alat sambung, pasak serta aplikasi untuk konstruksi structural seperti pelat buhul, laminasi dan kayu lapis.
Aspek inovatif
Teknik pemadatan kayu dibutuhkan untuk jenis kayu yang berdaur lebih pendek, cepat tumbuh dan memiliki potensi yang lebih besar dari kayu hutan alam. Jenis kayu seperti ini saat ini banyak dibutuhkan untuk mengisi kebutuhan kayu yang tidak bisa dipenuhi oleh kayu hutan alam. Oleh karena itu, teknik rekayasa pemadatan kayu ini dapat meningkatkan kekuatan dan keawetan kayu sehingga kayu hasil hutan rakyat dan Hutan Tanaman Industri (HTI) dapat dimanfaatkan dengan optimal.
 Keunggulan
1.   Memanfaatkan hasil hutan rakyat atau HTI;
2.   Proses pemadatan dapat dilakukan secara mudah, dapat mengurangi cacat teknis,   dan penampilan permukaan kayu yang lebih licin dan atraktif.

TEKNOLOGI POLIMERISASI RADIASI UNTUK PENINGKATAN MUTU KAYU
Teknologi polimerisasi radiasi adalah salah satu teknologi nuklir yang dapat diaplikasikan pada industri polimer yaitu untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi, dengan bantuan sinar radiasi sebagai sumber energi. Radiasi berfungsi sebagai alat untuk mempermudah, mempercepat, atau memperbaiki reaksi kimia yang diperlukan di dalam proses polimerisasi. Secara konvensional reaksi kimia dimaksud, biasanya berlangsung melalui inisiator, bahan kimia dan energi panas. Dalam proses polimerisasi radiasi, pemakaian bahan kimia dan panas sangat sedikit, baik jenis maupun kadarnya, karena sudah terwakili oleh sumber radiasi tersebut. Penelitian dan pengembangan polimerisasi radiasi di Indonesia telah dirintis sejak 25 tahun yang lalu, dengan maksud ikut memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas bahan polimer di Indonesia. Di negara maju, teknologi polimerisasi radiasi telah dikenal dengan baik, misalnya di Belanda, dibangun pabrik pelapisan permukaan pintu dengan radiasi elektron pada tahun 1973 oleh perusahaan pintu “Svedex”. Pada tahun 1974 Perancis membangun perusahaan meubel “Parisot”, selanjutnya Jerman barat juga membangun pabrik serupa. Di Amerika Serikat perusahaan kayu Universal Wood INC membangun fasilitas radiasi elektron untuk proses pelapisan permukaan papan. Indonesia merupakan negara potensial untuk pemanfaatan teknologi radiasi, karena kaya bahan polimer alam misalnya karet dan kayu. Kedua komoditi tersebut sangat potensial keberadaannya di tanah air yang areanya sangat luas, bahkan nomor satu di dunia. Disamping itu ada polimer sintesa yang banyak digunakan masyarakat yaitu polipropilen, polietilen, yang sering disebut palastik.

SUMBER RADIASI
Ada dua sumber radiasi yang sering digunakan dalam proses polimerisasi radiasi yaitu : sumber radiasi yang memancarkan sinar gamma dan sumber radiasi yang memancarkan sinar berkas elektron. Sumber radiasi sinar gamma, biasanya dihasilkan dari isotop radioaktif Cobalt-60 dan Cesium-137. Energi yang dihasilkan Cobalt-60 cukup besar yaitu 1,17 MeV dan 1,33 MeV, sedangkan Cesium-137 ialah 0,66 MeV. Sumber radiasi sinar berkas elektron adalah sumber radiasi yang dihasilkan dari Mesin Berkas Elektron (MBE).

PROSES POLIMERISASI RADIASI

Bahan yang akan diolah menjadi produk baru dapat berupa polimer, monomer atau oligomer misalnya polimer lateks/karet alam, kayu polietilen (PE), polipropilen (PP) atau polivinil klorida (PVC) dan sebagainya. Sedangkan monomer yang digunakan misalnya : strirena, metil metakrilat, akrilonitril dan sebagainya. Dengan mengendalikan jenis dan persentase monomer, serta dosis radiasi, maka akan didapat kondisi optimum proses polimerisasi radiasi. Dengan proses polimerisasi radiasi tersebut maka akan dihasilkan produk baru yang diinginkan, misalnya lebih kuat, ulet, keras, kenyal dan sebagainya. Proses polimerisasi ini tidak menggunakan bahan kimia pemercepat dan panas, karena sudah terwakili oleh sinar radiasi, sehingga prosesnya dapat dilakukan pada suhu kamar, disamping itu proses polimerisasi radiasi mudah dikontrol/dipantau, sederhana, cepat, bebas pencemaran baik udara maupun limbah padat, serta produk yang dihasilkan tidak mengandung bahan beracun/karsinogen, karena prosesnya merupakan teknologi bebas pencemaran.
Secara garis besar proses polimerisasi radiasi digambarkan sebagai berikut :  Proses Polimerisasi radiasi dengan sinar gamma/sinar berkas elektron. Teknologi polimerisasi radiasi yang sudah mapan dan siap dipakai untuk industri ialah : vulkanisasi lateks alam, pembuatan kayu plastik, dan pelapisan permukaan kayu. Sedangkan yang masih dalam persiapan skala pilot adalah peningkatan kualitas isolasi kabel, dan pembuatan termoplastik karet alam.

APLIKASI KAYU (Macam Penggunaan Kayu)
Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan.  Jenis-jenis kayu yang mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai berikut :
1.    Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara, rasamala.
2.    Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3.    Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru, sonokembang.
4.    Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
5.    Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6.    Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
7.    Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
8.    Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9.    Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10.    Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11.    Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12.    Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13.    Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api), elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang, pinus.
14.    Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15.    Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16.    Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17.    Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis :  BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas, nyirih, rasamala, puspa, simpur.

Jembatan Millenium Gateshead pembuka -mata- engineering

Jembatan Millenium Gateshead
pembuka -mata- engineering

The Gateshead Millenium Bridge di atas Sungai Tyne di utara-timur Inggris adalah jembatan miring yang unik untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda. Dibuka oleh Ratu pada Mei 2002, inspirasional 105 m struktur span kemudian menjadi jembatan pertama memenangkan Royal Institute of British Architects 'Stirling Prize 2002 untuk 'membangun tahun'. Paper ini memberikan ikhtisar tentang apa yang kemudian dikenal sebagai 'mata berkedip' jembatan dan dari mengadopsi proses untuk mencapai dan menyampaikannya paling tidak-tidak suprastruktur spektakuler instalasi.

Pada Agustus 1996 Dewan Gateshead ungkapan mengundang minat dalam desain persaingan untuk jembatan baru melintasi Sungai Tyne Newcastle dan menghubungkan Gateshead. Itu adalah awal dari sebuah proses yang memuncak pada pembukaan struktur unik oleh Ratu Elizabeth II, pada tanggal 7 Mei 2002 (Gambar 1).
Gambar. 1. Gateshead Millenium Bridge menyediakan sampai dengan 25 m izin ke sungai lalu lintas ketika terbuka penuh
Pembangunan jembatan melibatkan satu orang dari peristiwa yang paling spektakuler dilihat pada sungai. Pada tanggal 20 November 2000 salah satu apung terbesar di dunia berhasil crane membawa seluruh jembatan 10 km ke atas Tyne dan meletakkannya secara akurat ke penunjangnya. 120 m tinggi, derek kerdil jembatan dan bangunan dermaga.

Ribuan orang berjejalan di dermaga untuk menonton sebagai jembatan, yang telah diangkut dengan sumbu sepanjang sungai, sedang diputar 90 °; dipasang tepat antara dinding dermaga dan diturunkan ke tempat (Gambar 2).
Gambar. 2. Ribuan Asia menonton Hercules II memberikan struktur t 800 pada 20 November 2000
kunci regenerasi
Dampak dari proyek pada proses regenerasi program untuk daerah itu dibuktikan oleh jutaan poundsterling kegiatan konstruksi di kedua bank. Tapi di musim panas tahun 1996 ini berbeda. The Gateshead sisi sungai adalah gambar dari kelalaian dan industri pembusukan, kontras tajam dengan vitalitas dan bersemangat Newcastle sisi. Membersihkan sungai tercemar parah sekali telah mendorong usaha untuk kembali ke dermaga dan yang Tyne & Wear Pembangunan Corporation telah menciptakan yang terbuka dan lingkungan yang menarik dengan sukses komersial dan aktivitas waktu luang memperluas terus di sepanjang tepi utara. Di sisi selatan Tyne, Gateshead Council ambisi untuk daerah didasarkan pada budaya dan waktu luang perkembangan tetapi diakui bahwa keberhasilan akan tergantung pada menghubungkan secara fisik dengan yang telah ditetapkan popularitas dari tepi utara. Sebuah jembatan ke jantung yang diusulkan redevelopments akan menyediakan akses langsung dan, dalam hubungannya dengan tingkat rendah Swing Jembatan dirancang dan dibangun oleh William Armstrong pada 1879, membuat 1.5km panjang pejalan kaki sirkuit meliputi baik quaysides dan menyediakan hebat pemandangan sungai dan berbagai lain mengesankan jembatan (Gambar3).
Untuk mencerminkan dewan aspirasi, yang jembatan harus 'khusus' dan, untuk mengakomodasi pengiriman, ia harus menjadi seorang pembukaan jembatan.
Gambar. 3. Penyeberangan baru harus mengharmonisasikan dengan negara-negara tetangganya - termasuk Tinggi 1849 Tingkat Bridge, pada tahun 1929 dan Jembatan Tyne 1879 tingkat rendah Swing Bridge
Penawaran untuk milenium status
Pada pertengahan tahun 1996 pendanaan kesempatan muncul. Inggris Millenium Komisi sedang mencari tawaran untuk babak final dari lotere pendanaan untuk milenium baru proyek. Tawaran itu harus dilakukan pada Desember 1996 namun sebuah entri akan semakin menambah tuntutan proyek. Pertama akan harus mampu mencapai pengakuan sebagai tengara milenium baru; kedua itu harus substansial lengkap dalam tahun 2000 dan, ketiga, dewan harus menjamin 50% dari yang diharapkan biaya (dan 100% dari setiap menyebar uang) dan berpotensi menanggung biaya penuh gagal tawaran. Penghargaan yang tinggi, yang sukses regenerasi akan menyediakan ratusan pekerjaan dan puluhan ribu pengunjung, namun hambatan yang banyak.
Sebuah kemungkinan masa konstruksi dua tahun berarti bahwa pekerjaan situs harus dimulai pada 1998 dan sebuah array hukum dan perencanaan prosedur yang harus diselesaikan sebelum kemudian. Dewan bahkan tidak memiliki akses ke sungai di mana jembatan itu harus terletak. Komisi milenium tawaran harus dibuat jauh sebelum desain yang telah dilakukan dan oleh karena itu sebelum perkiraan serius bisa diproduksi. Ruang lingkup untuk keberatan terhadap berbagai prosedur perundang-undangan adalah perhatian utama karena program tidak dapat mengakomodasi pertanyaan panjang. Sementara jelas bahwa kerjasama dari banyak kelompok akan menjadi penting, itu juga jelas bahwa pengembangan skema harus terus selama berbulan-bulan tanpa kepastian atau kekuatan hukum pendanaan yang diperlukan untuk memulai pembangunan.
Itu latar belakang inilah yang dewan membuat keputusan untuk membuat £ 9.7 million tawaran untuk Komisi Milenium. Hasil tawaran tidak akan diketahui sampai dengan baik ke berikut tahun dan jelas bahwa kemajuan harus dibuat sebelum itu jika rentang waktu itu harus dipenuhi. Tantangan menemukan sebuah desain yang akan spektakuler dan teknis suara yang harus diwujudkan melalui kompetisi desain tapi, sadar akan ketidakmampuannya untuk menjamin akhirnya konstruksi, dewan bertahap kompetisi untuk meningkatkan diperlukan masukan dari peserta sebagai lapangan menyempit dan kemungkinan sukses milenium tawaran ditingkatkan.
Hampir 50 submissions diterima
Tanggapan terhadap pemberitahuan awal ini menggembirakan. Para pendatang itu diarahkan ke arah membentuk tim multi-disiplin, meskipun itu dimaksudkan dari awal bahwa kontrak akan didasarkan pada teknik model. Dari 47 pengajuan, sebuah diciutkan dari enam sudah siap. Akhir enam teknis diberikan singkat tapi, bahkan pada tahap ini, hanya diperlukan untuk memproduksi sebuah konsep desain dengan perkiraan panduan biaya dan biaya.
Sadar akan kebutuhan untuk mendorong dan mempromosikan kepentingan lokal dalam proyek, mudah-mudahan dengan demikian mengurangi keberatan, konsep desain enam dimasukkan dalam konsultasi latihan yang diambil bulat pusat perbelanjaan lokal dan publik bangunan. Tanggapan juga dicari dari lokal dan kelompok-kelompok kepentingan nasional dan penilaian teknis yang independen ditugaskan.
Sebuah panel juri yang diketuai oleh Profesor Tony Ridley diumumkan pada bulan Februari 1997, setelah mempertimbangkan berbagai komentar yang diterima dan telah diperiksa enam pengiriman, konsep yang menang desain telah diserahkan oleh konsultan insinyur Gifford dan Rekanan dan Eyre Wilkinson Architects (Gambar 4).
 Gambar. 4. Simulasi komputer Gifford dan Wilkinson Eyre's memenangkan pengajuan
Mengharmonisasikan dengan enam lain jembatan
Sungai Tyne memiliki enam jembatan besar dalam kawasan pusat kota, banyak memiliki bersejarah akar (lihat Gambar. 3). The Tyne Jembatan, sebuah ikon kota, dibuka di 1928. Jembatan yang dramatis dua-pin lengkungan baja dan pada saat pembukaan adalah terpanjang di Britania dengan rentang antara pin dari 162 m. Ini terdiri dari dua parabola gulungan dengan Warren bracing, dari dek jalan yang ditangguhkan melalui vertikal gantungan, menyediakan kliring 25 m di atas tingkat sungai.
Berdekatan dan sedikit hulu adalah Jembatan Swing Armstrong, dibangun pada tahun 1879, menggantikan span sembilan jembatan batu meningkatkan akses ke karya-karya Armstrong di Elswick. Ayun bagian jembatan terdiri dari sepasang truss girders dengan puncak melengkung boom, soffit dari yang berada di sekitar 4.5m di atas sungai tingkat. Jembatan terbesar adalah ayunan jembatan yang dibangun pada waktu dan pada puncak kehidupan operasional dilaporkan kepada telah membuka beberapa 6.000 kali setahun.

Tingkat Tinggi Jembatan 1849 adalah double-struktur geladak yang dirancang oleh Robert Stephenson, dek bawah membawa jalan dan dek atas utama timur laut rel kereta api. Jembatan memiliki enam membentang dari sekitar 38 m, masing-masing terdiri span dari empat lengkungan besi cor iga dengan bagian atas dek didukung dari mereka oleh besi kolom.

Masing-masing struktur yang ada berada di inovasi terdepan dalam hari dan namun mereka berada dalam harmoni dengan Common ciri-ciri seperti bentuk lengkung dan vertikalitas yang mendukung dan dasi. Mereka juga fungsional, kokoh jembatan tanpa perhiasan. Semua jembatan baik didokumentasikan.
Sebuah desain menuntut singkat
Desain menuntut singkat. Ini diperlukan jembatan untuk :
■ simbol yang cocok Tyneside di awal milenium baru
■ komplementer ke sungai yang ada jembatan
■ dari standar teknik untuk mencocokkan tetangganya
■ sebagai inovatif seperti beberapa negara-negara tetangganya mereka ketika mereka dibangun
■ perangkat tambahan dari pandangan Tyne dari jembatan yang ada
■ situs yang megah dari yang untuk melihat jembatan yang ada (dan difoto terhadap mereka)
■ mampu menemukan jalan cepat ke kasih sayang dari publik Tyneside.
Selain itu, diperlukan singkat yang jembatan untuk memberikan izin 4,5 m di tertutup-untuk-posisi lalu lintas sungai, dan 25 m dalam posisi terbuka, selama lebih dari 30 m lebar saluran navigasi. Tidak ada struktur akan dibangun di quaysides di kedua sisi sungai dan jalan setapak maksimum gradien sudah ditentukan.

Mengingat persyaratan menjadi jelas bahwa jembatan lurus langsung di seberang sungai tidak bisa dicapai jarak bersih yang diperlukan. Sebuah jembatan melengkung Namun rencana diberikan pada sekitar 30% ekstra panjang dek dan dapat lebih siap mengakomodasi keduanya. Konsep dari struktur lengkung ganda kemudian berevolusi, seluruh bentuk jembatan berputar tentang sebuah titik poros umum dipasang di setiap ujung dukungan dalam rangka untuk menyediakan pengiriman diperlukan izin (Gambar 5). Di hal ini jembatan yang unik dan belum sederhana. Dalam bentuk yang bersifat komplementer dengan bersejarah tetangga, berbicara dengan jelas dari fungsi kedua statis dan melalui metode pembukaan. Tindakan membuka sendiri adalah sebuah tontonan layak terbenamnya.
jembatan lurus tepat di seberang sungai tidak bisa mencapai diperlukan izin
Gambar. 5. Pengembangan konsep sketsa yang menyebabkan ganda berputar-bentuk melengkung

Layang-bagian dipilih untuk lengkungan utama
Desain akhir memiliki parabola baja arch spanning 105 m antara akhir mendukung dan naik 45 m di atas tingkat sungai. Lengkungan adalah layang-layang di bagian berbentuk lonjong dalam kedua rencana dan elevasi, biasanya 4 m × 2 m pada akarnya dan 2 m × 1,3 m di puncak (Gambar 6). Bulat hidung lengkung, memotong dari tabung baja, wajah-wajah hilir sementara menunjuk bagian ekor poin hulu. Hal ini dibuat dari pelat baja hingga 35 mm tebal, dan kaku baik longitudinal dan melintang. Sedangkan bagian sepenuhnya disegel oleh pengelasan, akses menetas dan langkah irons telah disediakan untuk inspeksi dan pemeliharaan.

Gambar. 6. Cross section dari baja parabola   
lengkungan mengurangi dari akar ke apeks
(dimensi dalam mm)
Lengkungan rumah tinggal anchorages dengan - dalam lubuk setengah bola sejajar ke bidang masing-masing 48 mm diameter spiral untai tinggal. Namun, karena orienta - tion kabel ini, para 'lengkungan' adalah subjek - ed untuk cukup out-of-pesawat pembengkokan lateral efek dan bertindak sebagai encastré beam (Gambar7). Proporsi bentuk lengkungan mencerminkan struktural ini behav - iour.

Gambar. 7. Tinggal kabel menyebabkan cukup keluar-ofplane membungkuk dalam lengkungan

Geladak, juga kotak dan kaku melengkung dan runcing di dalam rencana, didukung sepanjang tepi bagian dalam oleh 18 tinggal kabel di 6m pusat, jarak yang sama dengan gantungan dari Jembatan Tyne (Gambar 8). Kotak bagian dek mengakomodasi ceruk berbentuk tabung silinder pelabuhan majelis ke yang disesuaikan dek jangkar duduk, dan dari yang menekankan dari kabel terjadi. Permukaan atas kotak dilapisi dengan non-slip epoxy coating.

Gambar. 8. Bagian melengkung lintas pejalan kaki dan siklus dek, menunjukkan pusat baja 'pagar' dan bangku (dimensi dalam mm)

Luar cycleway ditetapkan pada tingkat yang lebih rendah
Balok melintang di 3 m pusat penopang dari bawah trotoar kotak dan dukungan alumunium yang ringan sistem decking cycleway luar. Itu cycleway, yang adalah lebar konstan 2,5 m di atas jembatan panjang, adalah 300 mm lebih rendah dari jalan kecil berdekatan tapi bagian atas adalah parapets tingkat.
Antara pejalan kaki dan zona siklus adalah serangkaian stainless steel 'pagar' dan bangku, menyela di berbagai interval untuk menyediakan langkah-langkah antara geladak. Itu bangku memungkinkan pengguna untuk berhenti sejenak dan menikmati pandangan dari tepi sungai dan hulu jembatan dan memperkuat pengertian struktur menjadi tujuan dalam dirinya sendiri kanan serta titik persimpangan fungsional.
Kedua unsur lengkungan datang bersama-sama di masing-masing ujung jembatan tempat mereka berkumpul sekitar melintang berorientasi 1.8 m silinder baja, yang lengkungan menurun langsung ke atasnya dan terhubung ke dek melalui torsi baja kotak (Gambar 9). A substansial dayung memanjang ke bawah dari bagian bawah ini silinder hidrolik domba jantan yang adalah terhubung untuk mengoperasikan jembatan. Baja Web pada bidang masing-masing ram extends melalui masing masing elemen untuk memastikan jelas jalan di seluruh beban. A 25 t marah dan ditempa trunnion poros baja berjalan melalui pusat silinder, ujung-ujungnya yang didukung dari beton akhirnya mendukung melalui bantalan baja cor - tiang dan bantalan berbentuk bola, masing-masing Diameter 540 mm.
Gambar. 9. Cross section melalui dukungan akhir, menunjukkan lokasi dari 450 mm pembukaan diameter domba jantan

Langkah batubara grout sebelum menumpuk 
Akhir terdiri substansial mendukung struktur beton masing-masing didukung 14 bosan cast-in situ tumpukan 1,5 m diameter (Gambar 10). Tumpukan ini adalah didirikan pada langkah batubara sekitar 20 m di bawah permukaan tanah, terbaring sungai di bawah kerikil dan dingin sampai. Sebagai akibat dari adanya batu bara jahitan diidentifikasi selama penyelidikan geoteknik, dan akibatnya kemungkinan pertambangan retakan dan void, menyelidik dan grout ini dilakukan sebelum konstruksi dari tumpukan bosan.
Gambar. 10. Longitudinal bagian jembatan, menunjukkan langkah-langkah batubara fissured mendasari

Akhir yang geometris kompleks mendukung diposisikan dalam sungai untuk menghindari gangguan pada dermaga, link cantilevering pendek rentang membentang dari mereka untuk masing-masing dermaga. Terak tanur tinggi digunakan sebagai 60% penggantian semen dalam dukungan akhir konkret untuk mengendalikan termal retak dalam menuangkan beton besar diperlukan.

Rams bekerja di kompresi dan ketegangan
Enam dipasang horizontal bertindak ganda hidrolik silinder, tiga di setiap akhir dukungan, digunakan untuk membuka jembatan (lihat Gambar. 9). Ini silinder diameter 450 mm, berlabuh ke substruktur beton besar, dorongan terhadap ujung yang dayung, memaksa seluruh struktur untuk memutar melalui sudut yang diperlukan sekitar 40 °. Selama pembukaan, pusat massa dari seluruh struktur bergerak melintasi pivot point, dan sebagai akibat beban dalam silinder perubahan dari kompresi beban dari 1000 t per akhir dukungan di mulai dari pembukaan untuk beban tarik 450 t pada akhir siklus. Ketika sepenuhnya buka kabel antara lengkungan dan dek berbohong sempurna horisontal (lihat Gambar. 1).
Enam didorong listrik 55 kW pompa hidrolik yang diperlukan setiap sisi mesin yang terletak di dalam kamar dan berlokasi dalam mendukung akhir dengan terpisah ruang yang disediakan untuk listrik switch gear. Setiap kelompok pompa ini dikendalikan oleh sistem komputer canggih untuk memastikan sinkronisasi dari ram perpanjangan dalam 10 mm antara masing-masing sisi jembatan dijaga di seluruh siklus operasi dan tidak ada twist yang terinduksi ke dalam struktur.

Untuk setiap gerakan membuka dan menutup jembatan, sistem operasi menghasilkan urutan yang terkontrol percepatan, konstan kecepatan dan perlambatan, dengan total waktu siklus dari 4 menit dalam kecepatan angin operasional sampai 14 m / s. Jembatan telah dirancang untuk terbuka di kecepatan angin sampai dengan 25 m / s meskipun dengan siklus operasi lebih lama.
Para desainer itu juga tertarik untuk memastikan jembatan tontonan malam sebagai maupun oleh hari (Gambar 11). Jonathan Speirs Rekan merancang sebuah skema pencahayaan yang terdiri penerangan jembatan soffit menggunakan silinder khusus pencahayaan unit untuk menerangi rusuk, internal pencahayaan di dalam pagar, marker pencahayaan menggunakan unit LED di geladak dan linkspans, dan multi-warna programmable irideon unit cahaya lampu sorot yang arch.
Selama pembukaan, pusat massa Seluruh struktur bergerak di titik poros
Gambar. 11. Khusus unit pencahayaan silinder digunakan untuk menerangi jembatan soffit rusuk

Rinci analisis dinamis dilakukan
Sifat unik dari jembatan yang diperlukan analisis struktural berhati-hati dalam beberapa hal. Dilakukan analisis statis relatif sederhana dengan menggunakan tiga dimensi bingkai ruang dilengkapi dengan rinci tiga-dimensi-elemen hingga model menggunakan elemen shell komponen struktural utama, termasuk persimpangan dek dan lengkungan bagian dan tinggal anchorages.
Isu-isu kunci dinamis diidentifikasi pada tahap awal termasuk perilaku akibat angin dan pejalan kaki dan kondisi tanggapan dan interaksi dinamis dari struktur saat pembukaan operasi. Pengujian terowongan angin dilakukan di University of Western Ontario menggunakan model aeroelastic diuji dalam kedua mulus dan bergolak mengalir, dalam berbagai azimuths dan untuk berbagai posisi pembukaan. Pengujian komprehensif ini diidentifikasi tanggapan eksitasi pusaran terbatas dan diterima amplitudo dan mengukuhkan stabilitas jembatan di kecepatan angin sampai 60 m / s.
Analisis dinamis dilakukan untuk mengkonfirmasi tanggapan vertikal struktur pejalan kaki di bawah kedua tunggal loading dan juga sekelompok pejalan kaki berupaya untuk menggairahkan jembatan. Bentuk struktur, secara inheren di dalam rencana dan kaku lateral pertama dengan frekuensi 2,6 Hz, adalah sehingga eksitasi lateral disinkronkan tidak akan terjadi.
Sebuah analisis interaksi hidrolik dilakukan untuk membuktikan bahwa operasi sistem akan memindahkan jembatan tanpa setiap interaksi dinamis antara sistem dan jembatan itu sendiri. Analisis terbukti berguna dengan sedikit modifikasi sedang dilakukan pada sistem hidrolik sebagai hasil studi selama desain fase.

Kontrak NEC menjamin tepat waktu penyelesaian
Awal tahun 1998, setelah mengadakan seleksi proses merangkul prinsip-prinsip kemitraan, patungan Harbour & Umum Pekerjaan dan Volker Stevin ini diberikan 'kontraktor lebih memilih' status.
Melanjutkan konfirmasi penundaan dalam hukum kekuasaan berarti bahwa suatu kontrak tidak dapat diberikan. Meskipun demikian, kontraktor segera ditambahkan ke proyek tim manajemen, yang kemudian mencari dan diangkat, pada pilihan yang sama dasar, Watson Steel sebagai sub-kontraktor utama untuk steelwork dan Kvaerner Markham untuk mekanik dan peralatan listrik. Itu tidak sampai bulan Mei 1999 yang penuh kontrak bisa diberikan.
Bentuk kontrak telah disepakati oleh tim manajemen proyek sebagai NEC Rekayasa dan Konstruksi Kontrak opsi D (biaya target dengan bill of kuantitas) dan empat partai-klien, insinyur, arsitek dan kontraktor - menjadi 'manajer proyek'. Penyertaan dari semua pihak sebagai manajer proyek tercermin pada tingkat situs, yang berarti bahwa keputusan bisa dibuat dengan cepat dan kolektif. Masalah yang dapat menyebabkan penundaan substansial diselesaikan dan Proyek ini secara substansial diselesaikan dalam program. Biaya yang ditargetkan disesuaikan terus-menerus untuk memperhitungkan bekerja dan menyetujui tambahan kompensasi peristiwa, berakhir pada 22 juta poundsterling-tentang 20% lebih tinggi dari angka aslinya. Itu tingkat kepuasan terhadap proses diilustrasikan oleh fakta bahwa final account disetujui sebelum bekerja penuh selesai.

Dredgings terlalu terkontaminasi untuk laut pembuangan
Konstruksi di lokasi dimulai dengan pengerukan sungai tempat tidur dalam persiapan untuk menumpuk dan cofferdam konstruksi. Namun, sebagai akibat kontaminasi sungai lumpur, sebuah warisan dari industri sifat sungai, proses ini menjadi berlarut-larut dengan lisensi untuk pembuangan di laut dan pengaturan ditolak harus dibuat untuk pembuangan dari bahan untuk TPA.

Setelah menyelesaikan pengerukan, grout ukuran batubara, menumpuk dan cofferdam konstruksi diikuti. Tumpukan berdua secara permanen dan sementara cased, yang bergelombang casing permanen melindungi integritas dari tumpukan selama menyembuhkan. Casing juga menyediakan
pengekangan ke dalam beton 2 m plug membentuk dasar ke meterai cofferdams, yang dipasang di sekitar masing-masing endsupport posisi.

Kedua landasan beton struktur, menipu dalam kekejaman dan kompleksitas, dibangun dalam ini cofferdams, dan dengan setiap beton pour maju ke atas melengkung dan bentuk lonjong struktur mulai emerge (Gambar 12). Plant kamar ke rumah sistem operasi jembatan dibentuk sebagai bersama-sama dengan maju terbuka bah daerah, perumahan utama ram hidrolik fasilitas dan trunnion bantalan anchorages jembatan yang didukung dan tentang yang berputar. Pengecoran-in
utama menahan baut untuk ini mendukung membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi dari ± 3mm antara akhir mendukung, pertama, untuk mencocokkan dengan steelwork dan kedua untuk mencegah distorsi berlebihan terkunci ke dalam kapal.

Gambar. 12. Fondasi beton yang dibangun dalam cofferdams
Lift-dalam-satu skema diusulkan sebagai alternatif
Pembuatan jembatan itu steelwork dilakukan pada subkontraktor baja's Bolton halaman. Lengkungan dibuat dalam sembilan bagian (Gambar 13) dan geladak di 13, proporsi yang bertekad akan mudah ditangani di dalam karya-karya dan kemudian akan diangkut ke situs melalui jalan darat.
Skema ereksi yang awalnya membayangkan pra-perakitan dari unsur-unsur baja area kerja yang dekat dengan situs lalu empat lift terpisah, satu untuk lengkungan dan tiga untuk dek, dengan pengelasan dan kabel utama menekankan sedang dilaksanakan di atas sungai. Dalam rangka untuk mengurangi di tempat bekerja dan jumlah lift, para subkontraktor diusulkan sebuah 'angkat-dalam-satu skema'. Ini dimungkinkan oleh ketersediaan lepas pantai fabrikasi halaman 10 km hilir (Hadrian's Yard) dan kapasitas 3.200 t derek, Asian Hercules II. Ada dua alasan utama keputusan ini :
■ perakitan di fasilitas fabrikasi akan meniadakan kebutuhan utama bekerja dalam sungai bersama sama dengan berat risiko
■ ada potensi penting program keuntungan.
Fabrikasi di Hadrian's Yard mulai dengan masing-masing sembilan segmen yang lengkung dilas bersama-sama dengan berbaring lengkungan pada sebuah sistem pendukung sejajar secara akurat. Dayung, trunnion poros, bantalan dan tiang itu kemudian diinstal dan lengkung mengangkat dengan hati-hati pada permanen bantalan dan untuk sementara didukung dari 45 m vertikal guyed prop (Gambar 14). Di untuk meminimalisasi persyaratan akses di tinggi, kabel-kabel yang terpasang sebelum membesarkan.
Kotak dan torsi Bagian-bagian dek kemudian berangkat di bawah, dilas bersama-sama dan tetap dipasang. Pada tahap ini jembatan sudah siap untuk mengangkat. Itu skema untuk mengangkat dirancang sehingga meniru kondisi dukungan permanen. Hal ini dicapai dengan menunda seluruh jembatan dari gantungan terlampir masing-masing ujung poros trunnion, ditangguhkan dari diikat mengangkat balok. An disesuaikan dasi dipasang antara masing-masing sisi jembatan untuk mengendalikan lateral penyebaran lengkungan.
untuk mengurangi on-situs berfungsi dan jumlah lift, yang subkontraktor mengusulkan 'Angkat dalam-satu skema'

Gambar. 13. Arch bagian yang sedang dibangun di Bolton Watson Steel halaman

Gambar. 14. Lengkungan selesai dibangkitkan tegak di Hadrian Yard di Tyne sebelum melampirkan dek

Cuaca penundaan kedatangan akhir
Angkat diprogram tanggal yang ditetapkan untuk 6 November 2000, tetapi sebagai akibat dari berat badai ini tertunda oleh dua minggu. Transportasi terjadi pada tanggal 20 November 2000, masih sempurna dan jelas hari dan di bawah pengawasan ketat ribuan penonton (Gambar 15). Menurunkan dan positioning jembatan itu dilakukan dengan baik-baik saja presisi, mendarat jembatan dalam milimeter posisi yang diperlukan.

 Gambar. 15. 800t lengkap suprastruktur dimulai dengan perjalanan 10km hulu

Dengan jembatan di tempat, bekerja dilanjutkan dengan instalasi dari hidrolik domba jantan dan peralatan mekanik diperlukan untuk mengoperasikan jembatan, bersama-sama dengan geladak selesai; parapets dan stainless kursi dan pagar baja unit. Struktural kanopi kaca didirikan di atas akhir mendukung, selatan satu perumahan yang kontrol jembatan meja (Gambar 16).

Gambar. 16. Kanopi kaca struktural sertakan akhir mendukung

Komisioning rinci rencana dilaksanakan dan berbagai percobaan dilakukan keluar selama dua bulan, yang berpuncak di resmi pertama rotasi struktur pada tanggal 28 Juni 2001. Jembatan selesai dan dibuka untuk umum setelah akhir pekan acara publik dan konser pada tanggal 17 September 2001, dengan melaporkan antrian dari 30 000 orang menunggu untuk menyeberangi jembatan untuk pertama kalinya. Itu secara resmi dibuka oleh Ratu Elizabeth II pada tanggal 7 Mei 2002 sebagai bagian dari dirinya Golden Jubilee perayaan.
Ini adalah kerja penghormatan kepada semua orang terlibat bahwa jembatan telah berubah dari sebuah konsep dengan realitas dalam sedikit di bawah lima tahun. Sudah cepat dan universal diakui sebagai tambahan layak ke jembatan antara Newcastle dan Gateshead dan katalis untuk terus regenerasi kawasan (Gambar17).

Gambar. 17. Yang 22 juta poundsterling proyek telah diselesaikan dalam lima tahun dan harmonises baik dengan yang lain Tyne jembatan

Ucapan
Peserta proyek utama adalah sebagai berikut: klien, Gateshead Council; insinyur Gifford and Partners; arsitek Wilkinson Eyre Arsitek; pencahayaan arsitek Jonathan Speirs Associates; kontraktor utama, Harbour & Pekerjaan Umum / Volker Stevin; steelwork, Watson Steel Terbatas; mekanik dan listrik, Kvaerner Markham.

Naruto shippuuden 191 [indonesia Sub]













donlot movie disini.
subtitle disini.

Naruto 521 Bahasa Indonesia






















donlot disini.

One Piece 480 (Subtitle Indonesia)















donlot disini.

One Piece 479 Subtitle Indonesia















donlot disini.

One Piece 608 Bhs.Indo






















donlot disini.

free download Narnia 3 : The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader





















Download :
Part1 - Part2 - Part3 [400 MB]
Password : darkzonemovie

Naruto Shippuden 190 Bahasa Indonesia Serial TV












donlot disini.
subtitle indonesia disini.

Makalah Permasalahan Lumpur Lapindo Dilihat Dari Sudut Pandang Perusahaan

Lumpur Panas Sidoarjo
(Lumpur Lapindo)


          Lumpur panas Sidoarjo (lumpur Lapindo) merupakan lumpur yang keluar dari perut bumi yang disebabkan oleh bencana alam, yaitu gempa yang terjadi di Yogyakarta dua hari sebelum keluarnya lumpur. Menurut  Dr. Sergey V. Kandurin, pengajar dari Universitas Odessa, gempa ini menyebabkan kembali aktifnya gunung lumpur yang berusia 150-200 tahun yang menimbulkan banjir lumpur panas di sekitar keluarnya lumpur.
A.    Perkiraan Penyebab Keluarnya Lumpur Panas
          Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta. Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
          Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Press Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki). Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici). Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan. Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
          Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS. Dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PEMBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pemboran.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo

B.    Lokasi Terjadinya Lumpur Panas
          Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gempol (Kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan. Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui. Namun bahan tulisan lebih banyak yang condong kejadian itu adalah akibat pemboran. Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi,Indonesia.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo

C.    Volume Lumpur
          Berdasarkan beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena adanya patahan, banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, "gunung" lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bleduk Kuwu). Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik perhari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil "pemboran" selebar 30 cm. Dan akibat pendapat awal dari WALHI maupun Meneg Lingkungan Hidup yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul diatas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo

D.    Parameter Bahan Kimia Lumpur Porong di Bawah Baku Mutu

          Hasil pengujian laboratorium terhadap lumpur panas di Porong Sidoarjo menunjukan semua parameter bahan kimia di bawah baku mutu. Oleh karenanya dapat disimpulkan lumpur itu tidak berbahaya. Setelah melalui beberapa tahap pengujian yang dilakukan,  pakar ecotoxicologist ini menunjukkan lebih dari 85 persen parameter bahan kimia yang diukur berada di bawah batas deteksi alat. Ini berarti, kadar bahan kimia dalam lumpur Lapindo sangat rendah. Pengujian toksikologis dilakukan dengan tiga metode, yaitu Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP), pengujian LD50 (letal dosis 50) dan LC50 (letal concentration). Uji TCLP dan LD50 dilakukan di laboratorium Sucofindo dan Corelab, sedangkan uji LC50 dilakukan di Bogorlab. TCLP dilakukan untuk menguji semua bahan yang belum diketahui karakteristiknya. LD50 dilakukan untuk menguji dosis bahan pencemar yang dapat menyebabkan 50 persen hewan uji mati. Sedangkan LC50 untuk menguji konsentrasi bahan pencemar yang dapat menyebabkan 50 persen hewan uji mati. Setelah dilakukan pengujian dengan tiga metode tersebut, diperoleh kesimpulan ternyata lumpur Sidoarjo tidak termasuk limbah B3 sepertri Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa, Sianida Bebas dan sebagainya yang tergolong anorganik. Sedangkan yang termasuk organik, seperti, Trichlorophenol, Chlordane, Chlorobenzene, Chloroform dan sebagainya. Hasil pengujian menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di bawah baku mutu. Dari pengujian enam sampel, diketahui kandungan Arsen paling tinggi 0,045 Mg/L sedangkan Baku Mutu menurut PP Nomor 18/1999 adalah 5 Mg/L. Barium paling tinggi hanya 1,066 Mg/L atau jauh di bawah baku mutu yang sebesar 100 Mg/L. Boron maksimal hanya 5,097 Mg/L jauh di bawah baku mutu yang sebesar 500 Mg/L. Timbal maksimal 0,05 Mg/L di bawah baku mutu yang sebesar 5 Mg/L. Raksa hanya 0,004 Mg/L di bawah baku mutu yang sebesar 0,2 Mg/L. Sianida Bebas di bawah 0,02 Mg/L di bawah baku mutu yang 20 Mg/L. Kandungan Trichlorophenol rata-rata kurang dari 0,017 Mg/L atau jauh di bawah baku mutu yang sebesar 2 Mg/L untuk 2,4,6 Trichlorophenol dan 400 Mg/L untuk 2,4,4 Trichlorophenol. Bila lumpur ini masuk ke perairan, banyak pecinta lingkungan mengkhawatirkan, ia akan melayang-layang di dalam air dan dapat membunuh dan mengganggu kehidupan biota air. Pasalnya lumpur Lapindo ini sulit dipisahkan dari air, karena bersifat koloid dan suspensi. Mengenai hal itu, hasil pengujian LC50 terhadap larva udang windu (Penaeus monodon) maupun organisme akuatik lainnya (Daphnia carinata) menunjukkan bahwa lumpur tersebut tidak berbahaya dan tidak beracun bagi biota akuatik. Soalnya hasil pengujian membuktikan lumpur tersebut memiliki nilai LC50 antara 56.623,93 sampai 70.631,75 ppm Suspended Particulate Phase (SPP) terhadap larva udang windu dan di atas 1.000.000 ppm SPP terhadap Daphnia carinata. Sementara berdasarkan standar EDP-BPPKA Pertamina, lumpur dikatakan beracun bila nilai LC50-nya sama atau kurang dari 30.000 mg/L SPP. Di beberapa negara, pengujian semacam ini memang diperlukan untuk membuang lumpur bekas pengeboran (used drilling mud) ke dalam laut. Jika nilai LC50 lebih besar dari 30.000 Mg/L SPP, lumpur dapat dibuang ke perairan. Sedangkan untuk mengetahui apakah lumpur tersebut berbahaya atau tidak terhadap kehidupan di darat, dilakukan pengujian LD50 yang umumnya dilakukan terhadap tikus (mus musculus). Jadi, lumpur itu aman dan dapat dibuang ke perairan.
Sumber:http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/09/tgl/20/time/202905/idnews/679483/idkanal/10
E.    Di lihat Dari Segi Perusahanan
    Lapindo Brantas Inc.
          Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT. Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating interest Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator. PT. Energi Mega Persada sebagai pemilik saham mayoritas Lapindo Brantas merupakan anak perusahaan Grup Bakrie. Grup Bakrie memiliki 63,53% saham, sisanya dimiliki komisaris EMP, Rennier A.R. Latief, dengan 3,11%, Julianto Benhayudi 2,18%, dan publik 31,18%. Chief Executive Officer (CEO) Lapindo Brantas Inc. adalah Nirwan Bakrie yang merupakan adik kandung dari pengusaha dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu, Aburizal Bakrie.

    Penjualan Saham 
          Pada 20 September, PT Energi Mega Persada Tbk (PT EMP) berencana menjual Lapindo Brantas Inc ke Lyte Limited, perusahaan yang berafiliasi ke Kelompok Usaha Bakrie. Akan tetapi penjualan ini tidak disetujui oleh Bapepam-LK dengan alasan manajemen Energi belum bisa memberi penjelasan apa penyebab insiden lumpur panas dan pihak mana yang harus bertanggungjawab. Oleh karena itu, PT EMP mengalihkan rencana penjualan Lapindo Brantas ke pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan grup Bakrie sehingga tidak perlu meminta persetujuan rapat umum pemegang saham karena bukan benturan kepentingan, sebagaimana yang terjadi dengan penjualan kepada Lyte.  Pada 14 November 2006, kepemilikan saham EMP di Lapindo akhirnya dijual kepada Freehold Group Limited, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Kepulauan Virgin Britania Raya, namun penjualan ini lalu dibatalkan Freehold pada 28 November 2006.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lapindo_Brantas
          Lumpur Lapindo disebabkan oleh faktor alam, bukan karena kelalaian dari pihak Lapindo. Semburan lumpur tersebut tidak terjadi pada lokasi pengeboran, tetapi berada pada jarak 250 meter dari proses pengeboran. Menurut teori geologi, semburan lumpur Lapindo terjadi karena pergerseran dan keretakan bumi yang memang rawan terjadi karena adanya gugusan jalur yang membentang dari daratan Cina, Jepang, Sumatera, Jawa sampai NTT. Ada 700 titik semburan lumpur yang ada di dunia, yang terbesar terdapat di Azerbaijan. Jadi titik semburan ini bisa di mana saja. Seperti kejadian lumpur yang keluar dari tanah di daerah Kalimantan Selatan, di daerah Jawa Barat, Indamayu, di daerah Sumatra Selatan. Menurut teori kejadian ini berlangsung selama 31 tahun. Di Azerbaijan, tempat sperti semburan lumpur tersebut diambil alih oleh pemerintah dan kemudian dinyatakan sebagai tempat berbahaya (danger zone).
          Walaupun demikian, pihak Lapindo tetap melakukan pertanggung jawaban terhadap bencana ini, meskipun Lapindo dinyatakan tidak bersalah. Karena secara sosial, Lapindo juga merasa bertanggung jawab terhadap bencana ini. Lapindo telah mambayar ganti rugi kepada lebih kurang 11.800 oarang. Tetapi biaya itu bukan berasal dari pihak perusahaan Lapindo, tapi berasal dari kantong pribadi keluarga Bakrie, karena Lapindo bukan merupakan perusahaan besar.
          Tim ilmuwan dari Rusia mengeluarkan pernyataan, luapan lumpur Lapindo diakibatkan oleh aktifnya gunung lumpur dan bukan oleh aktivitas pengeboran. Gunung lumpur penyebab bencana luapan lumpur Lapindo. Itulah hasil penelitian terbaru soal penyebab luapan Lapindo di Porong Sidoarjo, yang dilakukan sebuah tim peneliti dari Russian Institute of Electro Physics. Dr. Sergey V. Kandurin, pengajar dari Universitas Odessa, Ukraina yang pemimpin penelitian itu menyatakan, bencana luapan lumpur Lapindo merupakan akibat langsung dari kembali aktifnya gunung lumpur yang berusia sekitar 150-200 tahun dan bukan akibat dari aktivitas pengeboran. Aktifnya gunung lumpur itu disebabkan oleh serangkaian seismik bumi. Selain itu, gempa bumi berkekuatan 4,4 pada skala Richter yang terjadi  9 Juli 2005 juga telah membantu pembukaan saluran lumpur. Antara lain berdasarkan data dan pemetaan itulah diperoleh kesimpulan, luapan lumpur Lapindo diakibatkan oleh kembali aktifnya struktur gunung lumpur yang telah terbentuk di Porong. Kondisi ini didukung oleh pergerakan patahan Watukosek (Mojokerto) yang terjadi secara terus menerus dan oleh gempa bumi yang terjadi dua hari sebelum letusan tersebut terjadi.
Sumber : http://www.medantalk.com/inilah-penyebab-fenomena-lapindo/
          Dalam wawancaranya, Aburizal Bakrie mengatakan bahwa, dari data-data di atas bencana lumpur lapindo ini adalah murni merupakan bencana alam. Hal  ini  juga dikuatkan tentang pengertian bencana alam, Pasal 1 ayat 1 Undang  Undang No.24 Tentang Penanggulangan Bencana (UUPB) memberikan pengertian mengenai bencana, yaitu : “Bencana adalah  peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan / atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan  dampak psikologis”.


          Berdasarkan uraian dalam pasal 1 ayat 1 UUPB tersebut dapat disimpulkan bahwa “bencana adalah segala peristiwa yang mengakibatkan gangguan  terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat”, sedangkan bencana dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1.    Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topa dan tanah longsor. (UUPB Pasal 1 ayat 2)
2.    Bencana akibat faktor non alam, adalah bencana yang diakibatkan  oleh peristiwa atau rangkaian atau peristiwa non alamyang antara lain karena gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemis, dan wabah penyakit  (UUPB pasal 1ayat 3)
3.    Bencana karena faktor manusia, adalah bencana sosial yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror (Pasal 1 ayat 4)
Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=74SbQyJdt0k

    Dampak
          Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun, antara lain :
•    Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
•    Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
•    Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
•    Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.
•    Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)
•    Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
•    Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan
•    Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, Gene-ral Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.
•    Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah.
•    Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.
•    Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong.
•    Tak kurang 600 hektar lahan terendam.
•    Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan.

          Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo


F.    Upaya Penanggulangan Lumpur Lapindo
          Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Jika dalam tiga bulan bencana tidak tertangani, maka akan dibuat waduk dengan beton pada lahan seluas 342 hektar, dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan, untuk menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150 hektare waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup memenuhi kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume lumpur sudah mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas.
          Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul jebol, waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol terendam, dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta. Ini adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka pendek. Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman. Tujuan jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.

    Skenario penghentian semburan lumpur
          Hak yang mengatakan luapan lumpur ini bisa dihentikan, dengan beberapa skenario dibawah ini, namun asumsi luapan bisa dihentikan sampai tahun 2009 tidak berhasil sama sekali, yang mengartikan luapan ini adalah fenomena alam.
          Skenario pertama, menghentikan luapan lumpur dengan menggunakan snubbing unit pada sumur Banjar Panji-1. Snubbing unit adalah suatu sistem peralatan bertenaga hidrolik yang umumnya digunakan untuk pekerjaan well-intervention & workover (melakukan suatu pekerjaan ke dalam sumur yang sudah ada). Snubbing unit ini digunakan untuk mencapai rangkaian mata bor seberat 25 ton dan panjang 400 meter yang tertinggal pada pemboran awal. Diharapkan bila mata bor tersebut ditemukan maka ia dapat didorong masuk ke dasar sumur (9297 kaki) dan kemudian sumur ditutup dengan menyuntikan semen dan lumpur berat. Akan tetapi skenario ini gagal total. Rangkaian mata bor tersebut berhasil ditemukan di kedalaman 2991 kaki tetapi snubbing unit gagal mendorongnya ke dalam dasar sumur.
          Skenario kedua, dilakukan dengan cara melakukan pengeboran miring (sidetracking) menghindari mata bor yang tertinggal tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rig milik PT Pertamina (persero). Skenario kedua ini juga gagal karena telah ditemukan terjadinya kerusakan selubung di beberapa kedalaman antara 1.060-1.500 kaki, serta terjadinya pergerakan lateral di lokasi pemboran BJP-1. Kondisi itu mempersulit pelaksanaan sidetracking. Selain itu muncul gelembung-gelembung gas bumi di lokasi pemboran yang dikhawatirkan membahayakan keselamatan pekerja, ketinggian tanggul di sekitar lokasi pemboran telah lebih dari 15 meter dari permukaan tanah sehingga tidak layak untuk ditinggikan lagi. Karena itu, Lapindo Brantas melaksanakan penutupan secara permanen sumur BJP-1.
          Skenario ketiga, pada tahap ini, pemadaman lumpur dilakukan dengan terlebih dulu membuat tiga sumur baru (relief well). Tiga lokasi tersebut antara lain: Pertama, sekitar 500 meter barat daya Sumur Banjar Panji-1. Kedua, sekitar 500 meter barat barat laut sumur Banjar Panji 1. Ketiga, sekitar utara timur laut dari Sumur Banjar Panji-1. Sampai saat ini skenario ini masih dijalankan.
Ketiga skenario beranjak dari hipotesis bahwa lumpur berasal dari retakan di dinding sumur Banjar Panji-1. Padahal ada hipotesis lain, bahwa yang terjadi adalah fenomena gunung lumpur (mud volcano), seperti di Bledug Kuwu di Purwodadi, Jawa Tengah. Sampai sekarang, Bledug Kuwu terus memuntahkan lumpur cair hingga membentuk rawa.
          Rudi Rubiandini, anggota Tim Pertama, mengatakan bahwa gunung lumpur hanya bisa dilawan dengan mengoperasikan empat atau lima relief well sekaligus. Semua sumur dipakai untuk mengepung retakan-retakan tempat keluarnya lumpur. Kendalanya pekerjaan ini mahal dan memakan waktu. Contohnya, sebuah rig (anjungan pengeboran) berikut ongkos operasionalnya membutuhkan Rp 95 miliar. Biaya bisa membengkak karena kontraktor dan rental alat pengeboran biasanya memasang tarif lebih mahal di wilayah berbahaya. Paling tidak kelima sumur akan membutuhkan Rp 475 miliar. Saat ini pun sulit mendapatkan rig yang menganggur di tengah melambungnya harga minyak.

    Antisipasi kegagalan menghentikan semburan lumpur
          Jika skenario penghentian lumpur terlambat atau gagal maka tanggul yang disediakan tidak akan mampu menyimpan lumpur panas sebesar 126,000 m3 per hari. Pilihan penyaluran lumpur panas yang tersedia pada pertengahan September 2006 hanya tinggal dua.Skenario ini dibuat kalau luapan lumpur adalah kesalahan manusia, seandainya luapan lumpur dianggap sebagai fenomena alam, maka skenario yang wajar adalah 'bagaimana mengalirkan lumpur kelaut' dan belajar bagaimana hidup dengan lumpur.
          Pilihan pertama adalah meneruskan upaya penangangan lumpur di lokasi semburan dengan membangun waduk tambahan di sebelah tanggul-tanggul yang ada sekarang. Dengan sedikit upaya untuk menggali lahan ditempat yang akan dijadikan waduk tambahan tersebut agar daya tampungnya menjadi lebih besar. Masalahnya, untuk membebaskan lahan disekitar waduk diperlukan waktu, begitu juga untuk menyiapkan tanggul yang baru, sementara semburan lumpur secara terus menerus, dari hari ke hari, volumenya terus membesar.
          Pilihan kedua adalah membuang langsung lumpur panas itu ke Kali Porong. Sebagai tempat penyimpanan lumpur, Kali Porong ibarat waduk yang telah tersedia, tanpa perlu digali, memiliki potensi volume penampungan lumpur panas yang cukup besar. Dengan kedalaman 10 meter di bagian tengah kali tersebut, bila separuhnya akan diisi lumpur panas Sidoardjo, maka potensi penyimpanan lumpur di Kali Porong sekitar 300,000 m3 setiap kilometernya. Dengan kata lain, kali Porong dapat membantu menyimpan lumpur sekitar 5 juta m3, atau akan memberikan tambahan waktu sampai lima bulan bila volume lumpur yang dipompakan ke Kali Porong tidak melebihi 50,000 m3 per hari. Bila yang akan dialirkan ke Kali Porong adalah keseluruhan lumpur yang menyembur sejak awal Oktober 2006, maka volume lumpur yang akan pindah ke Kali Porong mencapai 10 juta m3 pada bulan Desember 2006. Volume lumpur yang begitu besar membutuhkan frekuensi dan volume penggelontoran air dari Sungai Brantas yang tinggi, dan kegiatan pengerukan dasar sungai yang terus menerus, agar Kali Porong tidak berubah menjadi waduk lumpur. Sedangkan untuk mencegah pengembaraan koloida lumpur Sidoardjo di perairan Selat Madura,diperlukan upaya pengendapan dan stabilisasi lumpur tersebut di kawasan pantai Sidoardjo.
          Para pakar yang melakukan simposium di ITS pada minggu kedua September, menyampaikan informasi bahwa kawasan pantai di Kabupaten Sidoardjo mengalami proses reklamasi pantai secara alamiah dalam beberapa dekade terakhir disebabkan oleh proses sedimentasi dan dinamika perairan Selat Madura. Setiap tahunnya, pantai Sidoardjo bertambah 40 meter. Sehingga upaya membentuk kawasan lahan basah di pantai yang terbuat dari lumpur panas Sidoardjo, merupakan hal yang selaras dengan proses alamiah reklamasi pantai yang sudah berjalan beberapa dekade terakhir.
          Dengan mengumpulkan lumpur panas Sidoarjo ke tempat yang kemudian menjadi lahan basah yang akan ditanami oleh mangrove, lumpur tersebut dapat dicegah masuk ke Selat Madura sehingga tidak mengancam kehidupan nelayan tambak di kawasan pantai Sidoardjo dan nelayan penangkap ikan di Selat Madura. Pantai rawa baru yang akan menjadi lahan reklamasi tersebut dikembangkan menjadi hutan bakau yang lebat dan subur, yang bermanfaat bagi pemijahan ikan, daerah penyangga untuk pertambakan udang. Pantai baru dengan hutan bakau diatasnya dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung yang menjadi sumber inspirasi dan sarana pendidikan bagi masyarakat terhadap pentingnya pelestarian kawasan pantai.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo

G.    Cara Menghentikan Lumpur Lapindo Menurut Ir. Djaja Laksana
          Menurut seorang ahli, Ir. Djaja Laksana mengatakan bahwa semburan lumpur Lapindo dapat dihentikan dengan menggunakan teori mekanika fluida yang dikenal dengan teori Bernoulli. Teori ini telah diuji coba dan telah berhasil menghentikan sebuah semburan di desa Mindi. Semburan lumpur yang terjadi di Porong, Sidoarjo, berasal dari dalam perut bumi. Lumpur naik kepermukaan bumi dengan suatu tekanan. Hal ini dapat diibaratkan seperti suatu pompa yang ada didalam perut bumi, yang memompa lumpur kepermukaan bumi. Sebuah pompa pasti mempunyai “total head”, yaitu ketinggian maksimum yang bisa dicapai oleh fluida dari pompa tersebut. Semakin mendekati total head, fluida akan mengalir makin lambat, hingga akhirnya berhenti pada saat mencapai total head. Karena pada posisi total head, terjadi kesetimbangan tekanan antara tekanan atas dan tekanan bawah.
Sumber : http://www.djajalaksana.com/